Business Growing, But Data is Scattered and Messy? Data Reconciliation a Hassle? Let’s Make It Easy!

Table of Contents

Having a growing business is definitely something to be proud of, right? But behind that success, there’s one problem that often causes headaches: your data is a mess 😊. Sales data in one place, inventory data elsewhere, and financial data who knows where. Not to mention, stocktaking could take a whole day. Data reconciliation? Well, that’s like searching for a needle in a haystack. It’s complicated and exhausting!

Let’s talk about how to tackle these problems in a simpler way. But before we dive into the solution, we need to understand the challenges businesses face, especially in Indonesia, and how to address them. Let’s take a look!

Common Problems Faced by Growing Businesses

  1. Messy Data: When a business is still small, managing data might be easy. But as the business grows, so does the data. Sales, inventory, finance, customers—everything piles up and gets scattered all over the place. This can be really annoying, especially when the data doesn’t connect with each other. For example, when doing stocktaking. The inventory data in the warehouse is different from the data in the system. Or when you try to reconcile sales data with financial data, they don’t match. Ugh, that’s frustrating, right?
  2. Long and Exhausting Stocktaking: Stocktaking is like a mandatory ritual for retail, manufacturing, or logistics businesses. But who isn’t annoyed by this process? Just imagine, you have to count items one by one in the warehouse, then match them with the data in the system. If there are only a few items, it might still be okay. But what if it’s thousands? Wow, it could take all day. Not to mention if the data doesn’t match. You’ll have to figure out where the mistake is, check everything again, and start from scratch. It’s so tiring!
  3. Complicated Data Reconciliation: Data reconciliation is all about matching data from different sources to ensure accuracy. For example, matching sales data from the cashier system with financial data from the accounting system. If the data doesn’t match, you need to figure out where the problem is. The problem is, this process is really complicated, especially if the data is spread across different disconnected systems. Your team could spend hours, or even days, just checking and reconciling data. Meanwhile, the time, effort, and cost spent on this process could be redirected to more productive tasks.

In Indonesia, messy data, long stocktaking, and complicated data reconciliation are not just caused by internal company factors. There are some external challenges that make these issues even more complex. Let’s go over the common external factors.

External Challenges Faced by Businesses

  1. Geographical Archipelago: Indonesia consists of thousands of islands with uneven infrastructure. This makes data integration difficult, especially for companies with branches in remote areas.
  2. Underdeveloped Infrastructure: Slow or even nonexistent internet connections in some regions can hinder data transmission. Or perhaps the internet is available, but frequently interrupted.
  3. Low Digital Literacy: Many businesses, especially SMEs, still don’t fully understand the importance of technology and digital transformation to support their operations.
  4. Limited Budget: Many companies think that technology or digital transformation is expensive and unnecessary. They feel that the current methods are sufficient, when in fact, they’re heading towards business decline, lower productivity, reduced income, or unseen wastage.
  5. Reluctance to Adopt Technology: Many companies are hesitant or unwilling to change because they are comfortable with manual methods.

Solutions to Apply

Now, to stop stressing over the problems mentioned above, as already mentioned, the main solution is digital transformation. Digital transformation is not just about using new technology, but also about strategic changes in how businesses operate. The goal is to make business processes more efficient, faster, and more accurate.

Here are some solutions that can be applied in line with gradual digital transformation:

  1. Data Integration: Consolidate all scattered data into one centralized system. This will make it easier for you to access, manage, and analyze data.
  2. Data Transformation: Change data from various sources with different formats into a standardized format so it can be processed easily.
  3. Data Consolidation: Combine data from different sources into one centralized platform, such as a data repository or data warehouse.
  4. Automation of Processes: Use automation technology to directly synchronize incoming data with the system, eliminating the need for manual input.
  5. Automated Data Reconciliation: Use a system that can automatically reconcile data from various sources. If there’s any discrepancy, the system will notify you and help identify where the issue lies.
  6. AI-Powered Data Analysis: Use Artificial Intelligence (AI) to analyze data and provide deeper insights. For example, AI can help predict market demand or manage inventory to avoid overstocking or running out of stock.

Synchro as a Solution

But maybe you want to learn more about digital transformation, right? You can read more about digital transformation in the article, or watch the video on digital transformation goals.

For those of you who want to solve scattered data, long stocktaking, and complicated data reconciliation, there’s a local startup, PT National Data Integrator (PT NDI), that can help with your digital transformation. PT NDI is a technology company focused on creating solutions for data issues. They have various tools for digitalization, automation, and data integration, one of which is called Synchro. By using Synchro, all your messy data and infrastructure quality issues can still be transmitted, processed, and consolidated into a centralized data system. This allows you to Integrate Data (unify data from different sources into one platform), Transform Data (standardize data with different formats), Consolidate Data (combine data into a data repository or data warehouse), Automate Processes, and Automated Data Reconciliation (automatically match data from various sources).

If you’re curious about the solutions from PT NDI, head over to the Synchro website at https://synchro.co.id. There, you can find detailed information and useful articles to make everything easier.

Want to keep up with our article?

Get our most valuable tips right inside your inbox, once per month!

Related Posts

Clean data for AI

Fondasi AI Cerdas: Data Bersih dan Berkualitas

Artificial Intelligence (AI) sering digambarkan sebagai “otak” yang mampu berpikir dan mengambil keputusan. Namun, sama seperti manusia, otak AI tidak bisa bekerja tanpa asupan yang benar. Jika manusia membutuhkan nutrisi yang baik, maka AI membutuhkan data yang tepat, bersih, dan berkualitas. Mengapa Data yang Bersih dan Tepat Jadi Kunci? AI hanya bisa secerdas data yang dimilikinya. Jika data yang masuk tidak lengkap, terfragmentasi, atau bahkan salah, maka hasil analisis dan prediksi AI pun bisa menyesatkan. Inilah alasan mengapa sebelum berinvestasi besar dalam teknologi AI, perusahaan harus memiliki kualitas data yang baik.   Data yang tepat berarti: Akurat: tidak ada kesalahan atau duplikasi. Terintegrasi: terkoneksi antar sistem dan mudah diakses. Relevan: sesuai dengan konteks bisnis dan kebutuhan analisis. Terbaru: diperbarui secara real-time atau setidaknya up-to-date. Hubungan Data dan Kecerdasan AI Bayangkan AI adalah seorang analis. Jika analis diberi laporan keuangan yang berantakan dan data pelanggan yang tidak sinkron, maka kesimpulannya pasti salah. Sebaliknya, jika semua data sudah rapi, lengkap, dan terhubung, AI mampu menemukan pola tersembunyi, membuat prediksi, bahkan memberikan rekomendasi bisnis yang bernilai tinggi.   Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas bagaimana AI dan integrasi data berjalan berdampingan dalam mendorong transformasi bisnis. [baca juga: AI dan Data Integrasi: Kombinasi yang Mengubah Dunia Bisnis]. Manfaat AI yang Didukung Data Berkualitas Dengan data yang tepat, AI tidak hanya bekerja lebih cerdas, tetapi juga memberi dampak nyata bagi perusahaan: Prediksi yang Akurat AI bisa meramalkan tren pasar, perilaku konsumen, atau kebutuhan inventori dengan tingkat ketepatan yang tinggi.  Personalisasi Pengalaman Pelanggan Data yang kaya dari berbagai kanal membuat AI mampu memberikan rekomendasi produk atau layanan yang benar-benar relevan.  Efisiensi Operasional AI dapat mengidentifikasi proses yang tidak efisien dan menyarankan otomatisasi, sehingga waktu dan biaya bisa dihemat serta meningkatkan profit.  Pengambilan Keputusan Strategis AI tidak hanya membaca data historis, tetapi juga menggabungkannya dengan kondisi saat ini untuk memberikan insight jangka panjang. Tantangan: Tidak Semua Data Sama Meski penting, membangun data yang tepat bukan hal yang mudah. Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain: Data yang tersebar di banyak sistem lama (legacy system). Kualitas data yang rendah (banyak error atau missing value dan format yang berbeda-beda). Kurangnya standar tata kelola data (data governance). Risiko privasi dan keamanan yang semakin besar. Langkah Penting dalam Menyiapkan Data untuk AI Data Exploration Analisis awal untuk menemukan pola, anomali, dan potensi masalah kualitas sebelum data diproses lebih jauh. Data Cleaning Membersihkan dengan menghapus duplikasi, memperbaiki error, melengkapi data yang hilang, menstandarkan format misalnya pada penulisan tanggal dengan pola YYYY-MM-DD, serta membuang informasi yang tidak relevan agar analisis tetap akurat. Data Blending Menggabungkan berbagai sumber data agar dataset lebih kaya, lengkap, dan komprehensif untuk melatih AI. Data Governance Menetapkan aturan jelas tentang keamanan, privasi, dan kepatuhan data, sehingga kualitas tetap terjaga dari waktu ke waktu. Kesimpulan AI bukan sekadar tren, melainkan alat strategis untuk membawa bisnis ke level berikutnya. Namun, AI tidak akan pernah cerdas jika fondasinya yaitu data, tidak tepat.   Synchro hadir sebagai solusi dari semua tantangan data yang Anda hadapi. Dengan Synchro, perusahaan tidak sekadar “mengumpulkan data”, tapi benar-benar menyiapkan fondasi yang kokoh dan berkualitas untuk AI yang cerdas, andal, dan berdampak nyata.   Perusahaan yang ingin sukses dengan AI harus terlebih dahulu berinvestasi pada integrasi, kebersihan, dan manajemen data. Dengan begitu, AI dapat benar-benar menjadi aset yang mendorong pertumbuhan, efisiensi, dan inovasi.  

Read More »
single source of truth

Mengapa Bisnis Modern Butuh Single Source of Truth?

Di era digital, bisnis modern menghadapi tantangan besar: data yang tersebar di banyak sistem. Laporan keuangan ada di satu aplikasi, data penjualan di sistem lain, sementara data pelanggan disimpan terpisah. Akibatnya, banyak perusahaan menghabiskan waktu untuk menggabungkan, mencocokkan, bahkan memperdebatkan mana data yang benar.   Di sinilah Single Source of Truth (SSOT) hadir sebagai solusi. Apa Itu Single Source of Truth? Menurut Gartner, Single Source of Truth (SSOT) adalah praktik organisasi dalam menyimpan satu sumber data resmi yang dipakai di seluruh sistem untuk memastikan konsistensi dan mengurangi duplikasi informasi.   Definisi serupa juga disampaikan oleh Talend, yang menjelaskan SSOT sebagai “satu pusat data terpercaya yang digunakan oleh semua departemen untuk mengambil keputusan yang konsisten dan akurat”.   Dengan kata lain, Single Source of Truth adalah pendekatan pengelolaan data di mana semua informasi penting perusahaan dikumpulkan dalam satu sumber pusat yang konsisten dan dapat dipercaya. Artinya, seluruh tim mulai dari manajemen, sales, marketing, hingga finance bekerja menggunakan versi data yang sama. Manfaat Single Source of Truth untuk Bisnis Modern Keputusan Lebih Cepat & Akurat Semua tim mengacu pada data yang sama, sehingga manajemen tidak perlu menunggu laporan berbeda atau khawatir salah ambil keputusan.  Kolaborasi Tim Lebih Efisien Dengan SSOT, laporan antar-departemen selalu konsisten. Komunikasi lebih lancar dan tidak ada lagi kebingungan angka.  Menghemat Waktu & Biaya SSOT menghilangkan kebutuhan menggabungkan data manual yang memakan waktu. Tim bisa fokus pada strategi dan pengembangan bisnis.  Meningkatkan Kepercayaan & Transparansi Data yang rapi, konsisten, dan mudah diakses tidak hanya membantu internal perusahaan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan partner, investor, maupun pelanggan. Contoh Penggunaan Single Source of Truth Sebuah perusahaan retail ingin memantau performa penjualan bulanan. Tanpa SSOT, laporan sales dan finance sering berbeda. Dengan SSOT, data penjualan otomatis sinkron dengan laporan keuangan. Hasilnya: manajemen bisa langsung melihat performa bisnis secara akurat tanpa revisi berulang. Kesimpulan Data yang tersebar dapat memperlambat bisnis modern. Dengan Single Source of Truth, perusahaan bisa mengurangi duplikasi, meningkatkan kolaborasi, serta mengambil keputusan lebih cepat dan tepat sehingga meningkatkan profit bisnis Anda.   Sudahkah bisnis Anda memiliki Single Source of Truth?

Read More »
mitos vs fakta

Mitos vs Fakta: Apakah Integrasi Data Hanya untuk Perusahaan Besar?

Masih banyak pelaku usaha yang beranggapan bahwa integrasi data hanya relevan untuk perusahaan besar dengan sistem dan sumber daya yang kompleks. Pandangan ini tidak sepenuhnya tepat. Faktanya, di era digital seperti saat ini, integrasi data semakin penting dan dapat diakses oleh berbagai skala bisnis, termasuk usaha kecil dan menengah (UMKM).    Untuk meluruskan pemahaman, mari kita telaah beberapa mitos umum seputar integrasi data dan fakta yang sesungguhnya. Mitos 1: Integrasi data membutuhkan investasi besar Selama ini integrasi data identik dengan proyek berskala besar yang memerlukan anggaran signifikan. Fakta: Saat ini tersedia solusi yang bersifat modular dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta kapasitas setiap bisnis. UMKM dapat memulai dari integrasi sederhana misalnya, menghubungkan sistem penjualan dengan pencatatan keuangan tanpa perlu biaya besar. Mitos 2: Integrasi data hanya penting untuk bisnis dengan basis pelanggan yang sangat besar Banyak yang berasumsi bahwa integrasi baru diperlukan ketika jumlah pelanggan sudah mencapai ribuan. Fakta: Justru di tahap pertumbuhan, efisiensi operasional sangat menentukan. Integrasi data membantu bisnis mempercepat proses analisis, mengurangi duplikasi pekerjaan, serta menghasilkan keputusan yang lebih tepat waktu meskipun dengan basis pelanggan yang lebih kecil. Mitos 3: Dibutuhkan tim IT khusus untuk menjalankan integrasi data Dulu integrasi data memang memerlukan tenaga ahli dan infrastruktur IT yang signifikan. Fakta: Teknologi integrasi saat ini lebih user-friendly dan tidak selalu membutuhkan keahlian teknis mendalam. Dengan fitur-fitur yang intuitif, integrasi dapat dijalankan oleh tim operasional maupun manajemen, bukan hanya departemen IT. Siapa yang Membutuhkan Integrasi Data? Integrasi data relevan bagi setiap organisasi yang berorientasi pada pertumbuhan. Usaha kecil dan menengah (UMKM) dapat memanfaatkannya untuk memantau persediaan, penjualan, serta keuangan secara lebih terstruktur dan akurat. Startup dapat menghubungkan data dari berbagai fungsi, seperti pemasaran, layanan pelanggan, dan pengembangan produk, sehingga tercipta keselarasan strategi dan eksekusi. Perusahaan besar memang membutuhkan sistem integrasi yang lebih kompleks, namun hal tersebut tidak meniadakan peluang bagi UMKM untuk memulai langkah awal sesuai skala kebutuhan mereka. Kesimpulan Integrasi data bukanlah kebutuhan eksklusif bagi perusahaan besar. Sebaliknya, bisnis dari berbagai skala dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi, akurasi informasi, serta ketepatan pengambilan keputusan.   Di tengah banyaknya pilihan platform bisnis, integrasi sering kali menjadi tantangan utama. Synchro hadir sebagai solusi integrasi data yang simple, secure, dan scalable. Dengan Synchro, bisnis dari berbagai skala dapat menyatukan data dari ERP, CRM, e-commerce, hingga aplikasi internal, tanpa harus membangun sistem rumit dari nol.    Dengan memulai integrasi sejak dini, UMKM dapat menyiapkan fondasi pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan, sekaligus memposisikan diri lebih kompetitif di pasar yang semakin berbasis data.

Read More »
excel for business

Bagaimana Excel Bisa Jadi Titik Awal Transformasi Digital Bisnis Anda

Banyak bisnis, terutama UMKM, memulai pencatatan dan pengelolaan data dengan Excel (XLS). Alasannya sederhana: mudah dipakai, fleksibel, dan tidak butuh biaya tambahan. Namun, jika bisnis terus berkembang, Excel bukan lagi sekadar alat bantu,  ia bisa menjadi touch point awal untuk transformasi digital. Excel sebagai Entry Point Mudah diakses: Hampir semua orang bisa mengoperasikan Excel tanpa perlu pelatihan panjang. Serbaguna: Bisa dipakai untuk pencatatan keuangan, stok barang, hingga laporan penjualan. Cepat diimplementasikan: Tidak butuh sistem rumit, cukup buka file baru dan mulai input data. Itulah kenapa banyak bisnis memulai dari sini. Excel adalah pintu masuk pertama untuk mengubah data manual menjadi data digital. Tantangan Menggunakan Excel Saat Bisnis Bertumbuh Semakin besar bisnis, semakin kompleks kebutuhan data: File menumpuk, sulit dilacak, dan rawan hilang. Human error meningkat karena input manual. Tim kesulitan kolaborasi karena harus saling mengirim file. Laporan jadi lambat, padahal keputusan bisnis butuh data cepat. Di titik ini, Excel mulai terasa seperti “botol sempit” yang menghambat pertumbuhan. Setelah Excel, Apa Langkah Selanjutnya? Excel adalah touch point. Setelah terbiasa menginput dan membaca data, bisnis perlu bertanya: apa berikutnya? Integrasi data: gabungkan pencatatan keuangan, stok, dan penjualan dalam satu sistem sehingga Anda tidak perlu membuka banyak file untuk mencari data penting. Baca juga: Data sebagai Infrastruktur Digital UMKM: Mewujudkan Ekosistem Bisnis Lokal yang Berbasis Data Otomatisasi: kurangi input manual dengan koneksi ke aplikasi lain (POS, marketplace, dll). Kolaborasi real-time: Excel bagus untuk pekerjaan individu, tapi saat bisnis tumbuh, dibutuhkan sistem terintegrasi tempat semua tim bisa mengakses data bersama. Dengan begitu, keputusan bisa diambil lebih cepat karena semua orang bekerja dengan informasi yang sama. Insight lebih dalam: Dashboard digital memberi Anda gambaran langsung: produk mana yang paling laris, berapa margin keuntungan, hingga tren penjualan. Anda bisa membuat keputusan bisnis lebih cepat dengan dasar data, bukan firasat. Kesimpulan Excel adalah langkah awal yang penting dalam perjalanan transformasi digital. Ia membantu bisnis beralih dari data manual ke data digital, melatih tim membaca informasi, dan membiasakan keputusan berbasis data. Namun, seiring pertumbuhan bisnis, jangan berhenti di Excel. Gunakan sebagai batu loncatan untuk masuk ke sistem digital yang lebih terintegrasi, otomatis, dan scalable.   Dan di tahap inilah, Synchro bisa jadi temanmu. Kami memahami bagaimana bisnis berawal dari Excel, lalu perlahan berkembang. Dengan solusi yang fleksibel, Synchro hadir untuk mendampingi transisi itu, agar bisnis Anda tetap efisien sekaligus siap tumbuh lebih besar.

Read More »
saving cost

5 Cara UMKM Menghemat Biaya Operasional dengan Data Terintegrasi

Mengelola usaha kecil dan menengah (UMKM) sering kali penuh tantangan. Salah satu yang paling terasa adalah biaya operasional yang terus membengkak. Mulai dari stok menumpuk, laporan keuangan tidak akurat, hingga koordinasi tim yang berantakan.   Kabar baiknya, ada cara untuk lebih efisien: mengintegrasikan data usaha. Dengan data yang terhubung, UMKM bisa memangkas pemborosan, bekerja lebih cepat, dan mengambil keputusan yang tepat. Berikut adalah 5 cara data terintegrasi membantu UMKM menghemat biaya operasional. 1. Mengurangi Stok Berlebih Tanpa data yang rapi, stok sering tidak terkendali, terlalu banyak menumpuk atau malah kekurangan. Dengan sistem data terintegrasi, UMKM bisa melihat pergerakan barang secara real-time, memprediksi kebutuhan, dan menjaga stok tetap ideal. Hasilnya? Modal tidak terkunci di gudang dan biaya penyimpanan berkurang. 2. Mempercepat Proses Laporan Keuangan Banyak UMKM masih mengandalkan catatan manual atau file terpisah, yang sering membuat laporan lambat dan rawan salah hitung. Integrasi data membuat pencatatan keuangan lebih otomatis, cepat, dan akurat. Selain menghemat waktu staf, pemilik usaha juga bisa segera tahu kondisi bisnis dan mengambil keputusan tanpa menunggu lama. 3. Efisiensi Tenaga Kerja Sering kali tenaga kerja menghabiskan waktu untuk pekerjaan berulang: input data berkali-kali, mencari file, atau mencocokkan laporan. Dengan data terhubung, proses administrasi menjadi lebih singkat. Tim bisa fokus ke pekerjaan yang lebih produktif, sementara biaya lembur atau tambahan staf bisa ditekan. 4. Menekan Biaya Operasional Harian Data yang tercerai-berai bikin pengeluaran kecil tidak terpantau, seperti ongkos transportasi, bahan baku yang terbuang, atau tagihan yang terlewat. Dengan integrasi, UMKM bisa memantau seluruh arus biaya harian dalam satu dashboard. Dari sini, peluang penghematan lebih mudah ditemukan. 5. Membuka Jalan ke Skala Lebih Besar Efisiensi bukan hanya soal mengurangi biaya, tapi juga menyiapkan bisnis untuk tumbuh. Dengan sistem data yang terintegrasi, UMKM lebih mudah mendapatkan kerjasama hingga masuk pasar baru karena laporan usaha rapi dan kredibel. Biaya ekspansi pun bisa lebih terkendali. Kesimpulan Menghemat biaya operasional tidak selalu berarti memangkas kualitas atau memberhentikan karyawan. Dengan data yang terintegrasi, UMKM bisa bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras.   Jika ingin tahu bagaimana data terhubung bisa membantu bisnis Anda lebih efisien, Synchro siap menjadi partner untuk perjalanan transformasi ini.  

Read More »